Kamis, 17 Maret 2011

TAQWA

Kunci untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt. adalah taqwa. Taqwa yaitu menjalankan perintah Allah yang wajib dan yang sunat serta menjauhi larangan Allah berupa dosa besar dan dosa kecil. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang bertaqwa? Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah :
  1. Tawadhu; Rendah hati, memiliki sopan santun, seperti dalam Tanbih disebutkan terhadap yang lebih tinggi dari kita baik lahir maupun bathin, terhadap sesama, terhadap orang yang keadaannya lebih rendah dari kita dan memiliki sikap terhadap fakir miskin. Tawadhu terdiri dari dua. Yaitu tawadhu terhadap Allah seperti ketika akan melaksanakan shalat, gunakanlah pakaian yang sesuai. Dan tawadhu terhadap manusia, karena surga itu banyak dihuni oleh manusia yang bertaqwa dan yang berakhlak mulia.
  2. Qona’ah; Merasa cukup dengan pemberian Allah. Sebaliknya dari qona’ah adalah serakah. Orang yang serakah tidak peduli dengan halal haram asal kehidupannya penuh dengan materi meskipun harus mengorbankan harga diri sehingga hilang rasa kemanusiaannya.
  3. Wara’; Memiliki sikap hati-hati dalam niat atau tekad, sikap dan ucapan serta perbuatan. Jika tidak bersikap demikian banyak hal yang timbul seperti pertikaian meskipun dengan sesama muslim. Terutama dalam perbuatan, harus sangat berhati-hati. Karena jika perbuatan buruk kita yang melanggar peraturan agama dan negara kemudian ditiru oleh banyak orang maka dosa bagi kita akan berlipat, menjadi dosa muta-akhir, na’udzu billahi min dzaalik. Contohnya dalam berpakaian. Untuk wanita, pakaian yang digunakan harus bisa menutupi aurat. Jangan sampai datang ke Suryalaya memakai pakaian yang bisa menimbulkan nafsu birahi kaum laki-laki. Karena Patapan Suryalaya adalah tempat waliyullah jangan melakukan hal-hal yang tidak baik karena maksud tujuan kita datang ke Suryalaya adalah bersama Abah supaya bisa sampai kepada Allah melalui karomahnya, barokahnya serta wasilahnya sehingga kita bisa selamat di dunia dan di akhirat.
Selain itu, sebagai Ikhwan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah harus bisa menjaga diri jangan sampai mendapatkan penilaian buruk dari orang lain. Seperti shalat harus dilaksanakan dengan tu’maninah. Kalau tidak demikian, maka orang lain akan menilai buruk terhadap kita. Kita bertasawuf, sedang melaksanakan tarekat tapi syari’atnya tidak dihiraukan. Jadilah Ikhwan yang dapat dijadikan contoh suri tauladan oleh yang lain baik secara lahiriah maupun batiniah. Dengan penuh keyakinan dan rasa cinta kepada Pangersa Abah, mari kita amalkan tarekat qodiriyah Naqsyabandiyah sehingga kita menjadi orang yang selamat di dunia, bahagia di akhirat, cageur bageur. Amin ya robbal ‘alamiin.
Oleh : Ustadz Kholil Sa’id

Bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa itu ? Allah menerangkan bahwa diantara ciri-cirinya adalah :
  1. Mampu bersodaqoh di jalan Allah, baik diwaktu lapang ataupun sempit. Ini sebagaimana dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw sendiri tatkala datang yang ingin menikah, “Ya Rasulullah ! Saya akan melaksanakan anjuran sunnahmu yaitu menikah”, kata sang pemuda. Mendengar berita demikian Rasulpun sangat gembira. “Tetapi sampai hari inipun saya tidak mempunyai sebutir gandum pun untuk dimasak”, sang pemuda dengan nekat. Maka Rasul memanggil istrinya :”Ya Humairoh ! apakah kita mempunyai gandum?” istrinya menjawab : “Ada, untuk makan besok, kenapa ?”, “Berikan saja ! ini ada pemuda yang ingin menikah tetapi tidak mempunyai apa-apa”. Demikian contoh Rasul kepada kita. Sesuai dengan perintah Allah bahwa tidaklah dikatakan kebaikan kecuali mampu mensodaqohkan apa yang dia cintai.
  2. Mampu menahan marah tatkala datang kemarahan. Rasul Saw bersabda : “Tidaklah dikatakan yang gagah itu yang kuat jasadnya, tetapi seseorang dikatakan gagah itu apabila dia mampu menahan marahnya”. Diantara fungsi dzikir itu adalah agar kita mampu menahan amarah dikala marah.
  3. Mampu memaafkan (mengampuni) sesama manusia. Sebagaimana dalam TANBIH dikatakan : “Harus menyayangi orang yang membenci kita”, karena kalau kita bersikap keras, pasti akan lari setiap orang disekeliling kita. Dengan sikap pemaaf ini kita akan menjadi tenang dan tentram.


Apabila dia berbuat dholim atau aniaya, baik kepada orang lain atau dirinya, dia akan cepat-cepat meminta ampun kepada Allah SWT. Allah menganjurkan agar meminta tolong dengan kesabaran dan sholat. Hanya kepada Allah saja kita meminta ampun dan pertolongan. Sehingga apabila mendapatkan berbagai kesulitan dalam hidupnya, dia akan cepat-cepat kembali kepada Allah saja sebagai tempat bersandarnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar