Minggu, 20 Maret 2011

TANBIH


Tanbih ini dari Syaekhuna Almarhum SYEKH ABDULLAH MUBAROK B. NUR MUHAMMAD yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kejembaran Rahmaniyah.

Sabda beliau, kepada khususnya segenap murid-murid, pria maupun wanita, tua maupun muda: Semoga ada dalam kebahagiaan, dikarunia Allah Subhanahu Wata'ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian. Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur, dhohir maupun bathin.

 
TAAT AGAMA DAN NEGARA

 

Pun kami tempat orang bertanya tentang THARIQAH QOODIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH, menghaturkan dengan tulus ikhlas, wasiat kepada segenap murid-murid: berhati-hatilah dalam segala hal, jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan Peraturan AGAMA maupun NEGARA. Taatilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadhirat Ilahi Robbi yang membuktikan perintah dalam AGAMA maupun NEGARA.

Insafilah hei murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan syaitan. Waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah AGAMA maupun NEGARA, agar dapat meneliti diri, kalau-kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita semua. Lebih baik buktikanlah kebajikan yang timbul dari kesucian:


TERHADAP YANG TINGGI DARI KITA

Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik dhohir maupun bathin, harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup rukun, saling harga menghargai;
TERHADAP YANG SAMA DENGAN KITA
Terhadap sesama sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong-royong dalam melaksanakan perintah AGAMA maupun NEGARA, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firmanNya "ADZABUN ALIM", yang bererti duka-nestapa untuk selama-lamanya dari DUNIA sampai AKHIRAT (badan payah, hati susah);
TERHADAP YANG RENDAH DARI KITA
Terhadap orang-orang yang keadaannya di bawah kita, janganlah hendak menghinanya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh. Sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayait hatinya. Sebaliknya harus dituntun, dibimbing dengan nasihat yang lemah lembut yang akan memberi keinsafan dalam menginjak jalan kebajikan.

TERHADAP FAKIR MISKIN
Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah-tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahawa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita peribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh kerana itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang, kerana mereka jadi fakir miskin itu bukannya kehendak sendiri, namun itulah kudrat Tuhan.
TERHADAP BUKAN MUSLIM
Demikianlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran, meskipun terhadap orang asing kerana mereka itu masih keturunan Nabi Adam A.S. Mengingat ayat 70 Surat Isro' yang artinya: "Sangat Kami muliakan keturunan Adam dan Kami sebarkan segala yang berada di darat dan di lautan, juga Kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk lainnya. Kesimpulan dari ayat ini bahawa kita sekalian seharusnya saling harga-menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat Surat Al-Maidah, yang artinya: "Hendaklah tolong-menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap AGAMA maupun NEGARA, sebaliknya janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah AGAMA maupun NEGARA."

Adapun soal keagamaan, itu terserah agamanya masing-masing, mengingat Surat Al-kafirun ayat 6: "AGAMA-MU UNTUK KAMU, AGAMUKU UNTUK AKU". Maksudnya janganlah terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga-menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut campur. Cobalah renungkan pepatah leluhur kita: Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti: "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna,". Kerana yang menyebabkan penderitaan diri peribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri. Dalam Surat An-Nahli ayat 112 diterangkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan beberapa contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jenawi, namun penduduknya/penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri.

 
TUJUAN
Oleh kerana demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dhohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya: "BUDI UTAMA - JASMANI SEMPURNA" (Cageur- bageur). Tiada lain amalan kita, THARIQAH QOODIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH, amalkan sebaik-baiknya guna mencapai segala kebajikan, menjauhi segala kejahatan dhohir-bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang selalu diselimuti bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syaitan.


Wasiat ini harus dilaksanakan dengan saksama oleh segenap murid-murid agar supaya mencapai keselamatan DUNIA dan AKHIRAT.
Amin .

PATAPAN SURYALAYA, 13 Februari 1956. Wasiat ini disampaikan kepada sekalian ikhwan.


t.t.
..................................................
(K.H. A. SHOHIBUL WAFA TAJUL 'ARIFIN )



UNTAIAN MUTIARA


JANGAN BENCI KEPADA ULAMA SEZAMAN
JANGAN MENYALAHKAN KEPADA PENGAJARAN ORANG LAIN
JANGAN MEMERIKSA MURID ORANG LAIN
JANGAN MENGUBAH SIKAP WALAUPUN DISAKITI ORANG
HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCI KEPADAMU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar