... Yen dunya teh kudu dipake pikeun bekel di akherat. Pepelakan supaya meunang hasil di akherat. Sing saha nu teu pepelakan di dunya, di akherat moal barang ala. Ari akherat teh dibagi dua. Nu akhir ceuk urang ayeuna. Melak sampeu tina tangkal nu ngan sajeungkal ari akhirna tangkal jadi sadeupa. Aya keur pelakeun deui sapuluh tangkaleun. Tambah deui pucukna bisa diseupan, daunna di ka embekeun. Ari beutina aya puluhna. Naha kurang kumaha ti Pangeran? Ari "Akhir" mah leuwih alus ti batan "mimiti". Akherat teh leuwih alus ti batan dunya... (Pangersa Abah Anom)
(Terjemahan Bebas Indonesia). Hidup dan kehidupan di dunia ini, harus dimanfaatkan untuk bekal kita nanti di akhirat. Jika kita "menanam sesuatu" di dunia ini, itu semua dimaksudkan supaya kita mendapatkan hasilnya di akhirat kelak. Barang siapa yang tidak "menanam" di dunia ini, maka dia tidak akan panen, tidak akan mendapatkan sesuatu di akhirat nanti. Allah Swt. berfirman dalam surat adh-Dhuhaa (93) : 4 : "Walal aakhirotu khoirullaka minal uulaa. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan".
Contohnya : Menanam pohon singkong yang awalnya/permulaan panjangnya hanya sejengkal maka akhirnya jadi sedepa (selengan) yang bisa ditanam kembali untuk 10 pohon singkong. Selain itu, pucuknya bisa direbus untuk lalapan, daunnya untuk kambing dan tentu saja umbi singkongnya yang banyak untuk kita. Betapa Maha Kasihnya Allah itu. Jadi akhir itu lebih baik daripada awal. Kehidupan Akhirat Lebih Baik daripada Kehidupan Dunia.
Contohnya : Menanam pohon singkong yang awalnya/permulaan panjangnya hanya sejengkal maka akhirnya jadi sedepa (selengan) yang bisa ditanam kembali untuk 10 pohon singkong. Selain itu, pucuknya bisa direbus untuk lalapan, daunnya untuk kambing dan tentu saja umbi singkongnya yang banyak untuk kita. Betapa Maha Kasihnya Allah itu. Jadi akhir itu lebih baik daripada awal. Kehidupan Akhirat Lebih Baik daripada Kehidupan Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar